PENGARU PENJUALAN SURAT INDULGENSI TERHADAP TERPECAHNYA GEREJA

PENGARU PENJUALAN SURAT INDULGENSI TERHADAP TERPECAHNYA GEREJA

 

DI SUSUN OLEH :

MAHASISWA TEKNOLOGI KELAUTAN

TEKNOLOGI KELAUTAN

NAMA MAHASISWA :

1. ADONIA RAHAKBAUW

2. URBANUS Y BATKUNDE

3. DENIST M ORAPLEAN

4. JORDAN G JOTLELY

5. YUSUF R FEBBY

6. ESTTER SILUBUN

7. AGNES RAHAWARIN

8. GRECELIA METURAN

9. MELIANA ONGILWALU

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berlat dan karuniannya, sehingga penulis bisa menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul “pengaruh penjualan surat indulgensi terhadap terpecahnya gereja”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama kristen protestan. Dengan terselesaikannya karya tulis ini penulis mengucapakan terimah kasih kepada:

Ø Nyonya Helena Laipeny/R, selaku dosen mata kuliah pendidikan agama kristen protestan.

Ø Rekan-rekan TKL 04, yang telah membatu dalam meyelesaikan makalah ini.

Ø Orang tua yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis dalam meyelesaikan makalah in.

Ø Semua pihak yang telah membatu dalam menyelesaikan malakah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyususn makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapakan kritik da saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah yang telah dibuat ini bisa bermanfaat serta menambah pengetahuan para pembaca.

Langgu, 19 Oktober  2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Indulgensi

2.2. Manfaat Indulgensi

2.3. Pengaruh penjualan surat indulgensi

BAB III PENUTUP

  3.1. Kesimpulan

  3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan gereja apada abad ke XVI sangat jelek gereja terlibat dalam banya  urusan duniawi. Paus menjadi sangat berkuasa dn memegang supremasi baik dalam urusan gereja maupun duniawi. Terjadi penyalagunaan kekuasaan yang menyebabkan kerugian pada orang lain dalam hal ini korupsi. Salah satunya adalah penjualan surat indulgensi yang seharusnya surat ini tidak di perjual belikan. Untuk itu penulis trtarik mengambil judul makalah ini yakni “pengaruh penjualan surat indulgensi terhadap terpecahnya gereja” agar dapat mengetahui pengaruh dari penjualan surat indulgensi yang berdampak pada perpecahan gereja.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan surat indulgensi ?

2. Mengapa penjualan surat indulgensi berpengaruh pada perpecahan gereja ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama kristen protestan.

2. Agar dapat mengetahui apa itu surat indulgensi.

3. Agar dapat mengetahui pengaruh penjualan surat indugensi terhada terpecahnya gereja.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Indulgensi

Indulgensi adalah harta pusaka surgawi yang istimewa yang dianugerahkan gereja kepada kita untuk melunasi hutang dosa kita kepada Tuhan serta untuk memulikan luka-luka jiwa kita yang diakibatkan oleh dosa.

Tuhan memberikan wewenag kepada gereja utuk memberikan indulgensi atas perbuatan-perbuatan atau dosa-dosa tertentu, sehingga ketika kita melakukan perbuatan atau dosa tersebut, kita boleh memperoleh indulgensi.

Meskipun indulgensi tidak dapat dipergunakan untuk orang lai yang masih hidup (mereka harus memperoleh indulgensinya sendiri!), kita dapat membantu jiwa-jiwa di api penyucian agar lebih cepat tiba disorga dengan mempergunakan indulgensi yang kita terimah untuk membantu mereka melunasi hutang dosa mereka kepada Tuahan.

2.2. Manfaat indulgensi

Pada zaman gereja mula-mula, ada banyak tradisi yang dilakukan oleh gereja salah satunya adalah mengahapus dosa dengan cara membeli surat indulgensi dimana jika seorang membeli surat tersebut maka dosa dari pembeli tersebut telah dihauskan dan dibersihkan dari dosa.

2.3, pengaruh penjualan surat indulgensi

Selama beberapa abad agama katolik mendirikan kekuasaan yang begitu besar kepada paus dan itu menimbulkan banyak masalah.banyak ketida puasan dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi kususnya dalam hal kekuasaan. disamping itu beberapa faktor lain seperti faktor ekonomi, politik,nasionalisme dan keprihatinan yang semakin meningkat terhadap penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting terhadap timbulnya perpecahan agama Roma Katolik. Puncak krisis gereja Katolik Roma adalah ketika Paus Leo X mengadakan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besar-besaran untuk mengisikas gerejanya.

Ulah Paus Leo X dalam menjual surat penebusan dosa ini dotentang oleh seorang pendeta bernama Luther (1483-1546). Dua tokoh gereja lainnya yaitu Zwingli (1484-1531), dan Jhon Calvin (1509-1564) mengikuti langkah Luther untuk menetang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan “Reformasi”. Reformasi protestan atau gerakan reformasi umat kristiani eropa telah menjadikan protestanisme sebuah sekte tersendiri dalam agama kristen pada masa itu. Gerakan ini bermula pada 1517 tatkala marthin luther mempublikasikan sembilan puluh lima tesis, dam berakhir pada 1648 dengan perjanjian westphalia yang mengadakan perang agama di eropa. Reformasi protestan lahir sebagai sebuah upaya untuk mereformasi gereja khatolik, diprakarsai oleh umat khatolik eropa barat yang menentang hal-hal yang menurut anggapan mereka adalah dokterin-doktrin palsu dan melapaui gerejawi khusunya ajaran dan penjualan surat indulgensi, serta simoni, jual-beli jabatan rohaniawan yang menurut para reformator merupakan bukti kerusakan sistemik hirarki gereja, termasuk Sri Paus.

Para pendahulu martin luther mencakup Jhon Wycliffe dan Jan Hus, yang juga mencoba mereformasi gereja khatolik. Reformasi protestan berawal pada 31 oktober 1517, Wittenberk, Saxonia, tak kalah Martin luther memakukan 95 thesis mengenai kuasa dan efikasi indulgensi pada daun pintu gereja semua orang kudus (yang berfungsi sebagai papan pengumuman universitas pada masa itu), tesis-tesis tersebut memperdebatkan dan mengkritisi gereja dan Sri Paus yang berkonsentrasi pada penjualan indulgensi-indulgensi dan kebijakan-kebijakan doktrinal mengenai purga torium, pengadilan partikular, mariologi (defosi pada maria, bunda Yesus), perantaraan doa dan defosi pada orang-orang kudus, sebagaian besar sakramen, keharusan selibat (tidak menikah) bagi rohaniawan, termasuk monastisisme, dan otoritas Sri Paus. Reformator-reformator lain, seperti Ulric Zwingli, segera mengikuti teladan martin luther.

Akan tetapi para reformator berselisi faham dan memeca-bela pergerakan mereka menurut perbedaan-perbedaan doktrinal pertama-tama antara Luther dan Zwingli, kemudian antara Luther dan Calvin akibatnya terbentuknya denominasi-denominasi protestan yang berbeda-beda dan saling bersaing seperti Lutheran, reformed, puritan dan presbiterian. Masing-masing denominasi merasa paling benar sebab, proses dan akibat reformasi agama berbeda-beda ditempat lain ; anglikhanisme muncul di inggris dengan reformasi inggris, dan banyak denominasi protestan yang muncul dari denominasi-denominasi jerman. Para reformator turut mempercepat laju kontrak reformasi dari gereja kahtolik. Reformasi protestan disebut pula reformasi jerman atau refolusi protestan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Indulgensi adalah harta pusaka surgawi yang istimewa yang diberikan dari gereja kepada kita untuk melunasi hutang dosa kita untuk memulikan luka-luka jiwa kita yang diakibatkan oleh dosa. Namun sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita tahu bahwa hanyalah Tuhan Sang Juru Selamat yang telah menebus dosa kita dengan darah-Nya yang kudus di atas kayu salib bukan dengan surat Indulgensi.

3.2. Saran

Diharapkan kepada para pembaca agar dapat mengerti tentang indulgensi serta dapat mengetahui penyebab terpecahnya gereja.

DAFTAR PUSTAKA

Modul pendidikan agama khatolik D.Remetwa, S.Fils

Keselamatan-karena-iman-dan-perbuatan-vt2825-120.html#p17374

http://www.khatolistia,org

“http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Calvinisme&oldid=11439326”